Posts Tagged ‘karya tulis ilmiah’

Fakta dan Interpretasi

April 13, 2010
Kuliah Bikin Laporan

Kuliah Bikin Laporan

Jumat, 26 Maret 2010

Saat pelatihan Jabfung Adminkes kemarin kita mendapatkan 16 materi pengetahuan dan pelatihan. Salah satu materi yang kita terima adalah mengenai karya tulis ilmiah. Untuk menulis ilmiah kita diharapkan mampu menjadi observer (pengamat) data dan fakta di lapangan yang baik. Oleh Bapak Sudiharto, S.Kp, M.Kes, SRN kita diajarkan menghunjam ke dasar sekali dari pengetahuan kita dalam memaparkan sebuah peristiwa/kejadian. Kita diberikan contoh yang sangat gamblang mengenai perbedaan antara fakta dan data dengan interpretasi. Data sama dengan fakta. Data dan fakta tidak sama dengan interpretasi. Kita berlatih menjadi observer. Sebagai seorang pengamat yang melihat dan melaporkan suatu peristiwa.

Bahkan dari contoh latihan tersebut dapat dibuatkan persentasenya mengenai daya ungkap fakta dibandingkan dengan interpretasi kelas terhadap satu kejadian.Kalau interpretasi itu cenderung ke penafsiran seseorang terhadap seseorang atau sesuatu, jadi sudah subyektif. Sementara kalau mengungkap fakta apa adanya itu adalah bentuk pengungkapan obyektif. Jadi harus dihilangkan kecondongan atau keberpihakan sikap/pendapat seseorang dalam mengungkapkan sebuah fakta. Dalam karya tulis ilmiah sampaikanlah apa adanya, jangan ditambah embel-embel dan pemikiran sendiri. Biarkan suatu fakta itu jernih, biar orang mengambil kesimpulannya sendiri.

Dalam menulis ilmiah buang jauh-jauh interpretasi. Ungkapkan hanya data dan fakta. Tulisan ilmiah itu tidak ada rasa benar dan salah dari penulisnya.

AYO MENULIS

Pesan Pak Ato kepada para calon administrator kesehatan adalah untuk rajin-rajin membuat tulisan dan melakukan penelitian di lapangan dalam bidang kesehatan masyarakat. Beliau merasa miris sekali, bagaimana mungkin seorang ahli peneliti suku asmat bukan berasal dari Indonesia tapi dari London dan ahli peneliti tumbuh-tumbuhan Kalimantan juga bukan berasal dari Indonesia tapi dari Australia.

Padahal dengan melakukan penelitian di lapangan banyak masalah kesehatan mampu difahami dan diatasi dengan baik. Misalnya pengetahuan sosial budaya orang Sunda dan Orang Minang ternyata mempengaruhi kesehatannya. Orang Sunda dengan pola makannya lebih banyak sayur2an daripada daging ternyata kadar lemak tubuhnya relatif rendah dibandingkan dengan orang Minang yang suka rendang, jeroan dan daging2an. Hal ini menyebabkan Orang Sunda mengalami defisiensi Vitamin A karena vit A hanya dapat melarut dalam lemak. Jadi walaupun makan banyak bahan Vitamin A tapi tidak dapat diserap tubuh karena karakteristik orang sunda tersebut.

Sementara orang Minang karena makan berlemak dan penuh minyak maka jarang BAB, rata-rata BAB hanya 2-3x seminggu. Pada kelompok ini menurut penelitian Pak Ato orang Minang rentan terkena kanker saluran pencernaan.

Oke selamat menulis, selamat meneliti. Semangat menulis, semangat meneliti.